Badanku penyakitan sejak kecil. Beberapa kali tipus menghampiri, alergi sana-sini, juga batuk tanpa akhir sebab bronkitis. Rumah sakit bak rumah kedua karena aku perlu bolak-balik konsultasi ke dokter, ambil obat, dan terapi. Ketika aku duduk di tingkat terakhir sekolah dasar, aku harus say bye-bye kepada mi instan. Pasalnya, saat itu aku mulai mengalami maag kambuhan. Semakin panjang saja daftar makanan pantangan. Masalahku bukan cuma soal kesehatan . Aku juga pribadi yang tertutup, sulit bersosialisasi, dan hampir tidak punya teman. Padahal, aku tergolong siswa yang bisa dimanfaatkan. Haha, paham maksudnya, kan? Hingga datanglah seorang lelaki yang dengan berani langsung melamar di pertemuan pertamanya dengan orangtuaku. Itu juga termasuk pertemuan keenam denganku. Semua terasa indah sampai masuk ke kehidupan sebagai pengantin baru. Dia yang baru datang beberapa minggu langsung mengobrak-abrik sebagian besar kebiasan yang sudah kulakukan dua puluh tahun lamanya. Ten...
Tempat menuangkan karya tulisan di komunitas dan catatan belajar Bahasa Arab