Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Caraku

Mungkin cara berpikirku yang kurang tepat. Baru merasa perlu ketika sudah tiada. Baru merasa sayang ketika sudah pergi. Baru merasa beruntung ketika sudah merugi. Kenapa... Kenapa tidak sejak awal saja aku nyatakan bahwa aku perlu? Kenapa tidak sejak awal saja rasa sayang itu berlabuh? Kenapa tidak sejak awal saja aku bersyukur atas keuntungan yang aku dapat? Mungkin.. Aku kurang bisa melihat sisi positifnya. Mungkin... Aku orang yang terlalu suka membanding-bandingkan. Mungkin... Aku belum kenal dengan ungkapan "terima kasih". Sesal memang selalu datang terakhir. Selalu datang ketika apa yang sudah berhasil aku genggam, aku biarkan pergi karena aku tak bisa melihat hal baik yang menyertainya. Aku terburu-buru menilainya buruk. Aku tak bisa bersabar. Benar-benar tidak bijak. Padahal, koin logam memiliki dua sisi yang mengarah ke arah yang berlawanan. Semua juga punya dua sisi yang berbeda. Aku terlalu fokus pada sisi yang aku pikir tidak baik. Mengabaikan sisi lain yang t

Better Left...

"Better left untold" Untuk banyak hal, aku setuju sama ungkapan di atas. Terutama untuk sesuatu yang sifatnya pribadi, sebenarnya ini hanya berlaku untuk rahasia-rahasia yang bukan konsumsi publik. Tapi, karena ini, aku sering tersiksa sendiri karena tak ada orang yang pernah aku ajak berbagi. Ini jelas tak baik bagi kesehatan, kan? "Better left unknown" Dulu, aku memegang teguh ungkapan yang satu ini. Lebih baik, tak banyak orang yang kenal denganku. Alasannya, aku katakan ini memang parah, karena tidak mau punya banyak masalah dengan orang. Karena, orang yang tidak kenal dengan aku, akan punya kemungkinan yang jauh lebih kecil untuk bermasalah denganku ketimbang orang yang kenal.

Potongan Tulisan (1)

Hai Hai... Lagi mencoba menulis lagi nih. Menurut teman-teman, gimana potongan tulisan aku ini? Terus, teman-teman bisa tebak kelanjutan ceritanya? Tolong dibaca dan beri komentar ya. Terima kasih :) (Belum Ada Judul) Hari sudah larut. Namun, aku masih terjaga. Dinginnya malam yang menusuk tulang bahkan tak mampu menggoyahkan hasratku untuk bertahan di sini. Hanya untuk terdiam dan termenung di sudut balkon rumah. Hanya ditemani angin malam yang membuatku merinding. Saat ini, langit begitu bersih. Tak ada bintang, bulan, atau mungkin asteroid yang sedang berkelana. Tak ada mereka. Tak ada cahaya di langit. Pikiranku melayang ke masa lalu. Tergambar kembali dengan jelas pertama kali kami kenal. Kami mungkin sudah berjumpa sebelumnya. Tapi tak saling kenal karena terlalu banyak orang di tempat itu. Cara perkenalannya cukup wajar untuk orang seusia kami dan untuk orang yang berprofesi seperti kami. Kesimpulannya, kami dipertemukan dan disatukan oleh takdir.

A Lover

We're different yet we still love each other :3

Their Behaviour

This is an exciting knowledge to know, especially for a cats lover like me. I'm wondering whether I could find a subject that learns animal psychology. Does it exist?

Love You Mom

Unyuuuuuuuu~ :3

Untukmu yang Kucintai

18 tahun 6 bulan yang lalu, barangkali menjadi waktu penantian panjang untukmu, ya. Untuk pertama kalinya, engkau memilikinya. Sang penerus yang ditunggu selama 8 bulan 2 minggu, masih mungil dan bersih. Masih suci seperti kertas putih. Engkaulah penanya. Namaku merupakan doamu. Supaya kelak aku menjadi penunjuk ilmu. Supaya kelak, aku bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain melalui ilmu yang aku dapatkan. Hampir dua dasawarsa, engkau menjadi guru pertamaku. Guru yang mengajarkan segalanya. Engkau kenalkan aku pada bahasa yang membantuku mengungkapkan rasa cintaku padamu. Engkau kenalkan aku pada rasa yang membantuku merasakan indahnya cinta kasihmu. Engkau kenalkan aku pada ilmu yang membantuku merumuskan cintaku padamu. Engkau kenalkan aku pada Tuhan yang membantuku bersyukur atas karunia terindah yang Ia berikan padaku, yaitu engkau. Terima kasih atas semua cinta yang telah engkau berikan selama ini. Terima kasih atas semua bimbinganmu. Terima kasih atas kesediaa

Ingin Nulis

Rasanya, waktu zaman SMA atau sebelumnya, aku sering menulis. Mulai dari cerita yang masih setengah-setengah─itulah yang aku temukan berserakan di dokumen laptop ─sampai yang sudah selesai. Pada masa itu, rasanya ide bisa mengalir dengan deras. Memang masih sangat amatir, tapi aku rasa sudah cukup baik. Setidaknya sudah kenal diksi-diksi yang bagus dan cukup fasih EyD. Kenapa sekarang...? T.T Ingin menulis lagi... Kalau memang harus belajar dari awal lagi, tak masalah sih. Ada yang bisa beri komentar, beri bantuan, atau apa pun? Mohon beri masukan, ya. Terima kasih :)

Keterkaitan

Sepenggal kalimat yang aku lupa sumbernya dari mana: "Kita ngga bisa menyambungkan keterkaitan yang terjadi di masa lalu tanpa melalui masa depan. Tapi, kita juga ngga mungkin menjadi lebih baik tanpa bermimpi untuk masa depan di masa lalu. Syukurilah setiap saat di hidup kita."

Hallo again!

Halo. Sudah berapa lama ya? 3 tahun ya? Sudah lama sekali mengabaikan blog ini~ Tiba-tiba saja jadi tertarik buka lagi... Ngomong-ngomong, inilah lanjutan post tahun 2009... 3 tahun yang lalu... Masih di sini. Memperhatikan setiap nama yang tampil di layar. Cemas, gelisah, campur aduk. "Pesantren aja, ya?" usul ayahku sambil terkekeh. Aku pura-pura cemberut. Sudah jam 2. Kami pergi ke masjid. Berharap doa kami terkabul. Jam 3. Katanya pendaftaran sudah ditutup. Namaku tampil sebagai 30 terbawah yang diterima di SMA Negeri 3 Bandung. Bersyukur bukan main. Setidaknya, rasa kecewa karena tidak lolos tes SBI terbayar sudah. Aku masih diizinkan mendapatkan apa yang aku mau. Apa yang aku inginkan selama ini.