Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Dari Menjadi Sehat Hingga Menjadi Cerewet, Lelaki Ini Mengubah Pribadiku

Badanku penyakitan sejak kecil. Beberapa kali tipus menghampiri, alergi sana-sini, juga batuk tanpa akhir sebab bronkitis. Rumah sakit bak rumah kedua karena aku perlu bolak-balik konsultasi ke dokter, ambil obat, dan terapi.  Ketika aku duduk di tingkat terakhir sekolah dasar, aku harus say bye-bye kepada mi instan. Pasalnya, saat itu aku mulai mengalami maag kambuhan. Semakin panjang saja daftar makanan pantangan.  Masalahku bukan cuma soal kesehatan . Aku juga pribadi yang tertutup, sulit bersosialisasi, dan hampir tidak punya teman. Padahal, aku tergolong siswa yang bisa dimanfaatkan. Haha, paham maksudnya, kan?  Hingga datanglah seorang lelaki yang dengan berani langsung melamar di pertemuan pertamanya dengan orangtuaku. Itu juga termasuk pertemuan keenam denganku. Semua terasa indah sampai masuk ke kehidupan sebagai pengantin baru. Dia yang baru datang beberapa minggu langsung mengobrak-abrik sebagian besar kebiasan yang sudah kulakukan dua puluh tahun lamanya. Tentu aku kaget b

Si Pemula yang Bertaubat

Beberapa warga Desa Wangi menggiring seorang laki-laki muda ke polsek setempat. Polisi yang menangani kasus ini meminta pemuda itu untuk duduk di kursi dan meminta warga lainnya untuk meninggalkan tempat. Ia khawatir, orang-orang itu akan main hakim sendiri terhadap tersangka karena pemuda itu tampak memiliki banyak luka. Anehnya, luka-luka di wajahnya tampak seperti bekas cakaran, bukan bekas bogem mentah.  Pemuda ini diminta menceritakan kisah pencuriannya. Lelaki yang mengaku bernama Otong ini mengaku, semuanya  bermula  ketika temannya yang bernama Budi memberikan sebuah ide. Ia ingin Otong membantunya mencuri barang berharga di rumah tempatnya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Tentu saja,  mulanya  Otong menolak. Ia adalah orang yang bersih dari tindak kriminal. Sayangnya, Otong baru saja di-PHK dan ia perlu uang untuk melunasi cicilan motornya. Budi meyakinkannya bahwa barang yang akan dicurinya ini sangat mudah dijual dan harganya minimal tiga puluh juta rupiah.  Atas alasan