Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Rise (Episode Bubur Candil)

Kami hidup baik-baik saja, kok! "Mamaaa, habis ini kentangnya diapain?" pekik Rizki. "Diberi perhatian, Nak," balas Mira dengan wajah sok bijak. "Ye, Mama single jadi begitu." Bibir Rizki dibuat monyong. "Oh, terus kamu mau kita ulek kentang ini dengan kekuatan penuh? Ya? Ya?! Nih!" Mira mengambil ulekan dan mulai menumbuk, mengulek, dan menghajar kentang kukus di dalam baskom. "Ma .... Jangaan!" Pyek! Baskom itu bolong. Kedua ibu dan anak itu saling pandang. "Kapan jadinya ini bubur candil?" batin Zidan, adik Rizki, yang sedari tadi memperhatikan kelakuan kakak dan ibunya dari balik tembok. Zidan membereskan hasil kekacauan yang dibuat kakak dan ibunya sedangkan Mira kini mengulen adonan kentang kukus. "Ambilin tepung tapioka, Ki," pinta Mira. Rizki berjalan ke lemari penyimpanan. Ketika ia membuka pintunya, ia tercengang. " Ebuset , semuanya jar kaca isinya serbuk putih semua?! Mana yang tepung tapioka?"

Pindangku Bukan Pindangmu

Bungkusan kertas minyak berwarna coklat di hadapanku tujuh tahun lalu itu membuatku mengernyitkan dahi. Ibu mertua bilang ini pindang. Anehnya, isi bungkusan itu adalah nasi lengkap dengan sejumlah lauk pauk berbahan dasar daging. Setelah dua puluh tahun tinggal di Bandung, hanya satu pindang yang aku tahu, yaitu ikan yang digarami lalu dimasak (bisa direbus atau diasap). Mamaku biasa membeli ikan pindang dari seorang ibu yang menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki keliling komplek sambil memanggul keranjang anyaman bambu. Penjual itu berhenti di depan rumah lalu Mama memilih beberapa potong ikan pindang tongkol. Ikan itu biasanya Mama goreng dan disajikan dengan sambal. Sumber: https://www.blibli.com/p/ikan-pindang-tongkol-segar-isi-2-pc/ps--PAB-70112-00742 Ternyata masyarakat Trenggalek punya konsep berbeda soal pindang. Pindang di sini adalah daging sapi yang dimasak berkuah coklat agak kehitaman dengan cabai rawit yang mengapung di dalamnya. Rasa kuah pindang sapi sekilas miri

Kajian Sambal Tempe Edisi Ramadan

Apakah Mamah perlu rekomendasi makanan sahur bergizi yang bisa melancarkan ibadah? Kalau iya, aku sarankan masak sambal tempe. Pasalnya, panganan ini dijamin bisa membuat bangun sahur lebih mudah serta bebas lapar dan haus seharian. Resep Sambal Tempe Mamah hanya memerlukan sepertiga papan tempe, satu buah tomat, tiga siung bawang merah, enam siung bawang putih, dan sejumlah cabai sesuai selera. Tomat, bawang merah, bawang putih dan cabai digoreng hingga empuk lalu diulek hingga halus. Tempe diiris agak tipis lalu digoreng hingga pinggirnya cukup kering. Tempe yang sudah digoreng langsung diulek bersama sambal. Mamah tinggal menambahkan garam, gula, dan penyedap. Mudah, bukan? Manfaat Sambal Tempe 1. Mengurangi Rasa Lapar Bahan makanan berupa fermentasi kacang kedelai ini bisa disebut sebagai superfood karena memiliki sejumlah vitamin, mineral, antioksidan, hingga protein yang tinggi serta asam amino yang lengkap. Selain berfungsi memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, makanan berprot

Aku Pernah Benci Tempe

Ada satu masa dalam hidupku ketika aku begitu jijik melihat tempe. Ada satu kejadian tak termaafkan yang aku alami berkaitan dengan tempe. Waktu itu usiaku sekitar 12 tahun. Keluargaku baru pulang dari Cepu, Jawa Timur setelah menjemput nenekku yang ingin menginap di rumah kami di Bandung. Malam itu kami mampir ke sebuah restoran sunda. Kami memesan berbagai masakan, seperti nasi timbel, ikan goreng, ayam goreng, tempe mendoan, lengkap dengan sambal dan lalapan. Sepiring nasi timbel sampai di depanku. Buru-buru aku buka bungkusan nasi di dalam daun pisang. Aroma uap nasi hangat bercampur wangi daun pisang menguar di udara. Jemariku mengerucutkan nasi dan memasukkannya ke mulut beserta satu suwiran ayam. Melihat Mama yang asyik makan dengan mencolekkan potongan ikan goreng ke sambal, aku terdorong untuk mengikutinya. Kali ini suwiran ayam itu aku cocolkan ke sambal sebelum aku lahap dengan nasi. Sambil mengunyah, aku mulai menyusun strategi makanan mana selanjutnya yang aku santap dari

Terjemah Perkata Al-Fatihah

Bismillah. Saat ini saya sedang mengikuti kajian terjemah perkata setiap ayat Al-Quran yang dipandu oleh Ust. Abdul Hadi Fatah. Saya mendapat info mengenai kelas ini setelah Ust. Hadi melakukan dakwah di 15 kota di Amerika Serikat. Setiap melakukan ceramah, beliau menawarkan sebuah program belajar bareng terjemah perkata Al-Quran yang dilaksanakan secara daring sekali seminggu dengan biaya $15/bulan. Profil Ust. Abdul Hadi Fatah Beliau lahir di Lamongan. Pendidikan terakhirnya di IAIN Surabaya jurusan Syariah. Kemudian beliau ditugaskan oleh departemen agama untuk mengembangkan terjemah Al-Quran perkata sistem 40 jam di Masjid Istiqlal. Setelah program ini selesai disusun oleh beliau bersama tim, program ini dijalankan di Masjid Istiqlal beserta beberapa masjid lainnya pada tahun 1995. Terjemah Perkata Surat Al-Fatihah Al-Fatihah itu pembuka. Secara urutan, paling depan. Al-Fatihah juga merupakan referensi isi Al-Quran secara keseluruhan, dalam hal hukum, ibadah, sejarah, dan lain-lain