Bungkusan kertas minyak berwarna coklat di hadapanku tujuh tahun lalu itu membuatku mengernyitkan dahi. Ibu mertua bilang ini pindang. Anehnya, isi bungkusan itu adalah nasi lengkap dengan sejumlah lauk pauk berbahan dasar daging.
Setelah dua puluh tahun tinggal di Bandung, hanya satu pindang yang aku tahu, yaitu ikan yang digarami lalu dimasak (bisa direbus atau diasap). Mamaku biasa membeli ikan pindang dari seorang ibu yang menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki keliling komplek sambil memanggul keranjang anyaman bambu. Penjual itu berhenti di depan rumah lalu Mama memilih beberapa potong ikan pindang tongkol. Ikan itu biasanya Mama goreng dan disajikan dengan sambal.
Sumber: https://www.blibli.com/p/ikan-pindang-tongkol-segar-isi-2-pc/ps--PAB-70112-00742 |
Ternyata masyarakat Trenggalek punya konsep berbeda soal pindang. Pindang di sini adalah daging sapi yang dimasak berkuah coklat agak kehitaman dengan cabai rawit yang mengapung di dalamnya. Rasa kuah pindang sapi sekilas mirip rawon karena terdiri dari sejumlah rempah dan kluwak. Dua perbedaan mencolok antara pindang sapi dengan rawon adalah tambahan cabai dan santan.
Pindang sapi biasa disajikan dengan nasi, serundeng (terkadang juga terdapat daging yang dimasak bersama serundeng), babat yang ditusuk seperti satai, hingga sambel goreng kentang. Harga seporsi nasi pindang daging di Trenggalek tidak akan melebihi Rp 15.000. Biasanya nasi pindang sapi yang dijual di pasar hanya dibanderol harga Rp 5.000.
Sumber: https://restaurantguru.com/Nasi-Pindang-Bu-Limi-Trenggalek |
Pertama kali aku mencoba makanan ini, aku dibuat terharu. Rasa kuahnya ibarat segarnya kuah rawon yang diperkaya dengan gurihnya santan dan rasa pedas. Daging yang digunakan juga beragam, bukan hanya bagian daging merah saja. Ada tetelan, babat, hingga sumsum tulang. Hal yang paling membuatku terharu adalah harganya yang murah meriah! Bagiku, sepiring pindang sapi seharga Rp 5.000 jauh lebih memanjakan lidah dibanding dengan sepiring spageti seharga Rp 30.000 yang biasa ada di kafe di Bandung.
Sepertinya masakan pindang asal Trenggalek ini makanan dengan seribu wajah. Harganya murah tapi rasanya kaya. Aku kira isinya ikan ternyata isinya daging sapi. Rasa kuahnya mirip rawon tapi gurih dan pedas. Jangan-jangan pindang ini makanan para mata-mata. Bisa menyamar jadi apa saja!
Komentar
Posting Komentar