Beberapa warga Desa Wangi menggiring seorang laki-laki muda ke polsek setempat. Polisi yang menangani kasus ini meminta pemuda itu untuk duduk di kursi dan meminta warga lainnya untuk meninggalkan tempat. Ia khawatir, orang-orang itu akan main hakim sendiri terhadap tersangka karena pemuda itu tampak memiliki banyak luka. Anehnya, luka-luka di wajahnya tampak seperti bekas cakaran, bukan bekas bogem mentah.
Pemuda ini diminta menceritakan kisah pencuriannya. Lelaki yang mengaku bernama Otong ini mengaku, semuanya bermula ketika temannya yang bernama Budi memberikan sebuah ide. Ia ingin Otong membantunya mencuri barang berharga di rumah tempatnya bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Tentu saja, mulanya Otong menolak. Ia adalah orang yang bersih dari tindak kriminal. Sayangnya, Otong baru saja di-PHK dan ia perlu uang untuk melunasi cicilan motornya. Budi meyakinkannya bahwa barang yang akan dicurinya ini sangat mudah dijual dan harganya minimal tiga puluh juta rupiah.
Atas alasan kepepet, Otong bersedia membantu Budi. Sehari sebelum mereka beraksi, Budi memberikan gladi resik terlebih dahulu karena Otong yang harus terjun langsung ke lapangan. Anehnya, Budi membawa barang-barang yang tak biasa, yaitu kostum, sebuah kaleng ikan, karung, dan sabun.
Pada hari-H aksi pencurian, Otong dan Budi pergi tepat pukul duabelas malam. Dengan berjalan kaki, mereka menuju rumah mewah di kawasan desa tetangga. Tanpa menunggu lama, mereka melancarkan aksinya.
Mula-mula, Otong menaiki tangga bambu di samping tembok tinggi rumah mewah itu. Dengan perlahan, ia turun menggunakan tali ke kawasan pekarangan belakang. Kemudian ia bersembunyi dibalik semak-semak. Ia mengamati area sekitar dan mendapatkan kebenaran perkataan Budi. Lokasi tempat Otong tiba tidak diawasi CCTV!
Dengan segera, ia membuka baju. Kini tubuhnya dibalut kostum mirip spiderman. Bedanya, corak di kostumnya mirip pola ubin biru seperti lantai kolam renang. Dengan perlahan, Otong berjalan menuju kolam renang dan masuk ke dalamnya tanpa menimbulkan suara. Ia pun berenang sejauh 100 meter dengan gaya menyelam.
Selepas menyebrangi kolam renang, ia kembali mengawasi keadaan sekitar. Benar saja, CCTV di rumah itu hanya mengawasi bagian tengah kolam renang, sehingga ia bebas dari pengawasan selama berasa di pinggirannya.
Otong kini berjalan mengendap mendekati sebuah kandang. Mulanya ia cukup ragu untuk mendekat karena sebetulnya ia takut. Namun, ia hempaskan rasa ragu di dadanya sambil merogoh sesuatu di kantongnya.
Sebuah kaleng makanan kucing kini ada di tangannya. Ia mencoba membangunkan kucing yang berada di dalam kandang di hadapannya. Tak lama, kucing itu bangun dan memakan makanan kucing yang Otong beri. Lima menit kemudian, kucing itu pingsan.
Cukup mudah bagi Otong untuk membuka kandang itu karena tidak ada kuncinya. Ia pun segera memasukkan kucing itu ke dalam karung yang dibawanya. Ia pun berjalan mengendap-endap menuju kamar mandi terdekat.
Di dalam kamar mandi, Otong membuka kostumnya. Badannya yang masih agak basah, ia lumuri dengan dua sachet sabun yang ia bawa di sakunya. Lalu ia menaiki toilet dan berusaha menggapai jendela kecil di atasnya.
Setengah berteriak, ia mencoba memanggil Budi. Ia ingin memastikan temannya sudah siap di sisi lain jendela itu. Budi memberi respon dengan suara mengeong. Lantas, Otong melempar karung berisi kucing ke arah Budi.
Kini giliran Otong yang akan berusaha melewati jendela berukuran 40 x 30cm. Beruntung, badannya kurus kecil, tidak seperti Budi yang gendut. Inilah alasannya kenapa Otong yang harus beraksi dalam pencurian ini. Meskipun begitu, Otong dan Budi tetap berpikir keras supaya Otong bisa lolos dari jendela kecil dengan mudah. Itu sebabnya badan Otong harus dalam keadaan basah dan berlumur sabun.
Otong berhasil memanjat dan mulai melewati lubang jendela. Ia pun meluncur keluar dan Budi berusaha menangkapnya. Karena badan Otong licin, ia tetap jatuh ke tanah. Namun, ia berusaha segera bangkit, memastikan tak ada barang yang tertinggal, dan meninggalkan lokasi.
Setelah pencurian, kucing ras berharga tiga puluh juta itu disimpan di rumah Otong. Pasalnya, Budi punya keluarga dan tidak ingin siapapun mengetahui soal pencurian kucing ini. Masalahnya, Otong sebetulnya takut kucing. Namun, ia berusaha menguatkan dirinya sebelum ia jual kucing itu di pasar hewan keesokan harinya.
Pagi harinya, ternyata efek obat tidur yang diberikan ke kucing itu sudah habis. Baik Otong maupun kucing itu sama-sama terkejut. Kucing itu menjadi takut dan berubah galak. Ia mencakar badan Otong tanpa ampun. Otong pun berlari ke luar rumah dan meminta tolong tetangganya. Ia pun mengakui tindak pencuriannya dan bersedia dibawa ke polsek tanpa perlawanan. Ia hanya ingin terbebas dari kucing yang menggila!
Komentar
Posting Komentar