"Better left untold"
Untuk banyak hal, aku setuju sama ungkapan di atas. Terutama untuk sesuatu yang sifatnya pribadi, sebenarnya ini hanya berlaku untuk rahasia-rahasia yang bukan konsumsi publik. Tapi, karena ini, aku sering tersiksa sendiri karena tak ada orang yang pernah aku ajak berbagi. Ini jelas tak baik bagi kesehatan, kan?
"Better left unknown"
Dulu, aku memegang teguh ungkapan yang satu ini. Lebih baik, tak banyak orang yang kenal denganku. Alasannya, aku katakan ini memang parah, karena tidak mau punya banyak masalah dengan orang. Karena, orang yang tidak kenal dengan aku, akan punya kemungkinan yang jauh lebih kecil untuk bermasalah denganku ketimbang orang yang kenal.
"Better left unsaid"
Ungkapan ini menggambarkan puncak keegoisan dan kegengsian aku yang super tinggi. Tak mau mengatakan, tapi berharap orang lain mendengarkan. Dulu, aku menggunakan alasan "malu" untuk melancarkan propaganda ini.
Kalau semua itu masih aku pegang, aku tak akan pernah memiliki pengalaman sejauh ini. Meski dulu, saat masih memegang tiga ungkapan di atas, aku merasa sangat berdosa ketika aku 'kelepasan' menyimpang dari tiga ungkapan di atas. Tapi, ternyata banyak hal berubah. Orang lain mampu memahamiku lebih baik. Pikiranku kini terbuka. Yang paling penting, aku menyadari, sifat diamku dulu memang suatu bentuk keegoisan dan kegengsian. Padahal, siapalah aku? Untuk apa gengsi? Untuk apa egois? Semua itu hanya membuat diriku semakin terkucil, kan?
Aku ingin berubah dari semua ini. Mungkin, orang akan menganggapku 'liar' jika aku mencoba melepas doktrin-doktrin di atas karena selama ini aku selalu menunjukkan diriku yang diam dan mungkin, kuat. Padahal, aku ini lemah. Aku bukan makhluk yang mampu hidup sendiri. Aku perlu orang tua, teman, sahabat, dan... pasangan hidup.
Harus aku akui, aku tak fasih menyuarakan perasaanku lewat lisan. Biar tulisan menjadi pengganti lisanku untuk mengutarakan semuanya. Hehehe
Untuk banyak hal, aku setuju sama ungkapan di atas. Terutama untuk sesuatu yang sifatnya pribadi, sebenarnya ini hanya berlaku untuk rahasia-rahasia yang bukan konsumsi publik. Tapi, karena ini, aku sering tersiksa sendiri karena tak ada orang yang pernah aku ajak berbagi. Ini jelas tak baik bagi kesehatan, kan?
"Better left unknown"
Dulu, aku memegang teguh ungkapan yang satu ini. Lebih baik, tak banyak orang yang kenal denganku. Alasannya, aku katakan ini memang parah, karena tidak mau punya banyak masalah dengan orang. Karena, orang yang tidak kenal dengan aku, akan punya kemungkinan yang jauh lebih kecil untuk bermasalah denganku ketimbang orang yang kenal.
"Better left unsaid"
Ungkapan ini menggambarkan puncak keegoisan dan kegengsian aku yang super tinggi. Tak mau mengatakan, tapi berharap orang lain mendengarkan. Dulu, aku menggunakan alasan "malu" untuk melancarkan propaganda ini.
Kalau semua itu masih aku pegang, aku tak akan pernah memiliki pengalaman sejauh ini. Meski dulu, saat masih memegang tiga ungkapan di atas, aku merasa sangat berdosa ketika aku 'kelepasan' menyimpang dari tiga ungkapan di atas. Tapi, ternyata banyak hal berubah. Orang lain mampu memahamiku lebih baik. Pikiranku kini terbuka. Yang paling penting, aku menyadari, sifat diamku dulu memang suatu bentuk keegoisan dan kegengsian. Padahal, siapalah aku? Untuk apa gengsi? Untuk apa egois? Semua itu hanya membuat diriku semakin terkucil, kan?
Aku ingin berubah dari semua ini. Mungkin, orang akan menganggapku 'liar' jika aku mencoba melepas doktrin-doktrin di atas karena selama ini aku selalu menunjukkan diriku yang diam dan mungkin, kuat. Padahal, aku ini lemah. Aku bukan makhluk yang mampu hidup sendiri. Aku perlu orang tua, teman, sahabat, dan... pasangan hidup.
Harus aku akui, aku tak fasih menyuarakan perasaanku lewat lisan. Biar tulisan menjadi pengganti lisanku untuk mengutarakan semuanya. Hehehe
:)
BalasHapusada yang memang perlu dirahasiakan (kalai sifatnya aib/rahasia negara)
selain itu nggak perlu khawatir...
pengalaman hidup itu kita berbagi :)
jangan khawatir teteh kita mendukung (y)
Tapi, rata-rata curhatan pribadi emang menjurus ke aib pribadi sih~
HapusHahaha
Iyaa. Terima kasih :)
:)
BalasHapusI admit it, it quite a right decision to throw away that three habit from your life...
especially the second one...
it's true that the less people know you, it'll less problem from him/her to you too...
but, it doesn't mean the problem in your life will be decrease...
it'll come to you from another way...
so that, just make friends with as many as you can...
you'll feel lighter if you share your problem with another and try to solve it together than if you keep it on your own and solve it yourself...
then, the same important one as the second one is the third...
if only you said it faster, I believe, something "good" will happen to you and people around you...
P.S. If you know what I mean... :p (>,<)
You can say that again.
HapusThat's what friends are for, right? :D
Hahaha, yeah, I'm quite get what you mean. I have some more bravery to express what I feel now :)