Orang tuaku bilang, ini juga merupakan petuah dari orang tuanya, bahwa kita tidak boleh mendahului takdir. Maksudnya, kalau punya suatu keinginan, baiknya simpan dahulu sendiri, usahakan sebaik mungkin, ketika berhasil didapat barulah beritahu yang lain. Katanya sih, kalau keinginan kita sudah diberitahukan ke orang lain, apalagi sampai diumbar secara berlebihan, setara dengan mendahului takdir.
Itu kata orang tua.
Lain lagi kalau aku dengar dari guru, motivator, dan teman. Katanya, keinginan itu harus diutarakan. Biar ada saksi, jadi kita bakal serius mengejar keinginan karena ada yang mengingatkan kalau kita mulai lengah. Terus, kalau banyak yang tahu, kan, banyak yang mendoakan. Semakin banyak doa, kan, semakin besar peluang untuk dikabulkan. Ada alasan lain?
Aku pribadi, sih, beberapa kali aku melanggar kata orang tua. Hasilnya, memang tak berhasil aku raih. Awalnya aku anggap itu hanya takdir yang belum berpihak. Tapi, mungkin, ada benarnya juga kata orang tua, ya. Selain itu, biasanya keinginan, kan, sesuatu yang tinggi. Kasarnya, muluk-muluk. Orang mungkin berpikir, aku tak mungkin bisa mendapatkan itu karena menurut mereka, mungkin memang benar, aku bukan orang yang sanggup mendapatkan keinginan itu. Bukannya doa dari orang yang kudapat, malah cemoohan.
Tapi, terlalu tertutup juga kurang bagus, ya?
Bagaimana menurut kalian?
*Posting ini tidak mengacu pada suatu apapun. Hanya berusaha mendiskusikan pola berpikir yang berbeda. Mohon maaf jika kiranya ada dari teman-teman yang merasa tersinggung dengan posting kali ini. Mohon maaf, ya. Aku sama sekali tidak bermaksud demikian.*
Itu kata orang tua.
Lain lagi kalau aku dengar dari guru, motivator, dan teman. Katanya, keinginan itu harus diutarakan. Biar ada saksi, jadi kita bakal serius mengejar keinginan karena ada yang mengingatkan kalau kita mulai lengah. Terus, kalau banyak yang tahu, kan, banyak yang mendoakan. Semakin banyak doa, kan, semakin besar peluang untuk dikabulkan. Ada alasan lain?
Aku pribadi, sih, beberapa kali aku melanggar kata orang tua. Hasilnya, memang tak berhasil aku raih. Awalnya aku anggap itu hanya takdir yang belum berpihak. Tapi, mungkin, ada benarnya juga kata orang tua, ya. Selain itu, biasanya keinginan, kan, sesuatu yang tinggi. Kasarnya, muluk-muluk. Orang mungkin berpikir, aku tak mungkin bisa mendapatkan itu karena menurut mereka, mungkin memang benar, aku bukan orang yang sanggup mendapatkan keinginan itu. Bukannya doa dari orang yang kudapat, malah cemoohan.
Tapi, terlalu tertutup juga kurang bagus, ya?
Bagaimana menurut kalian?
*Posting ini tidak mengacu pada suatu apapun. Hanya berusaha mendiskusikan pola berpikir yang berbeda. Mohon maaf jika kiranya ada dari teman-teman yang merasa tersinggung dengan posting kali ini. Mohon maaf, ya. Aku sama sekali tidak bermaksud demikian.*
:)
BalasHapusada yang perlu dibicarakan ada yang tidak....
kalau saya sih prefer ga bilang2 sampai dapat... tapi ya tergantung orangnya :)
Iya. Wah, kita sehati, dong ;)
Hapushha sehati :D
Hapussebenernya ga ada masalah (besar) sih, tapi kalau cara yg kedua (yg dari motivator) itu baru bisa dilakukan kalau muka kita dah setebal badak hhaa
Iya. Malu banget kalau sampai mimpinya ngga kesampean~ T.T
Hapussebenarnya sih yang bener itu memang diutarakan...
BalasHapuskarna di saat kamu udah mengutarakan kebanyak org, bakal timbul pemikiran kamu harus meraihnya atau kamu akan malu jika tidak meraihnya...
nah...
masalah kamu adalah, hal tersebut kontradiksi dengan "perkataan ortu"...
dimana" melanggar "perkataan ortu" dapat berakibat fatal...
itu aja sih...
semoga membantu...
:)
Hmm begitu, yaa.
HapusOk. Terima kasih :)
Sekarang sudah mulai paham bagaimana memaknainya :D