Masih pada pertemuan pertama Kelas Edit Naskah pada Jumat, 3 November 2023 lalu Kak Ratri memberikan materi swasunting.
Sebelum bisa mengedit naskah orang lain, sebaiknya calon editor berlatih mengedit naskah sendiri.
Persiapan Swasunting
1. Memiliki naskah yang selesai ditulis. Kalau naskah belum selesai, akan membuat penulis menulis sambil mengedit. Hal ini membuat proses lebih panjang daripada menyelesaikan menulis baru mengedit.
2. Memberi jeda setelah menyelesaikan tulisan (untuk menjaga objektivitas)
3. Mengumpulkan niat dan motivasi. Tenang saja, hasil swasunting kita tidak akan membuat editor gabut. Justru ini membuat editor lebih fokus mengedit hal yang lebih substansial seperti logika cerita.
Apa yang dilakukan dalam swasunting, sama seperti empat tahap penyuntingan pada umumnya.
Tips Swasunting
1. Baca keras-keras naskah yang sudah jadi. Ini berguna menemukan kejanggalan yang mungkin terlewat kalau dibaca dalam hati
2. Jangan bosan membuka KBBI dan pedoman ejaan. Punya wawasan kalimat efektif juga sangat membantu
3. Berbagi dengan orang lain untuk mendapat masukan. Orang yang bisa memberi saran secara objektif, ya. Bukan yang cuma bisa memuji atau menghujat
Selanjutnya kita masuk ke materi penyuntingan.
Kata Baku dan Ejaan
Pengetahuan kata baku dan ejaan adalah modal untuk penyuntingan mekanik. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan pedoman yang digunakan, yaitu KBBI.
Contoh Kata Tidak Baku
1. Tidak Baku karena Kelebihan Huruf
hadang => adang
handal => andal
hembus => embus
hentak => entak
himbau => imbau
hisap => isap
hutang => utang
silahkan => silakan
rapih => rapi
risih => risi
terompet => trompet
seterika => setrika
2. Tidak Baku karena Kekurangan Huruf
cengkrama => cengkerama
elit => elite
karir => karier
tahta => takhta
tentram => tenteram
3. Tidak Baku karena Seharusnya Tidak Berakhiran "b"
lembab => lembap
sembab => sembap
jerembab => jerembap
4. Tidak Baku karena Tertukar Huruf "i" dan "e"
antri => antre
praktek => praktik
apotik => apotek
5. Tidak Baku karena Seharusnya Tidak Berakhiran "ir"
koordinir => koordinasi
legalisir => legalisasi
minimalisir => minimalisasi
Kata-kata di atas dulunya baku karena dulu diserap dari Bahasa Belanda. Namun, karena Bahasa Belanda dianggap perubahannya tidak secepat Bahasa Inggris, sekarang tiga kata di atas diserap dari Bahasa Inggris.
6. Serapan
Aktivitas bukan aktifitas
Pedoman serapan: -teit/-ty => tas; -ief/-ive => if
Standardisasi bukan standarisasi
Baku tetapi Kerap Salah Digunakan
Bergeming = tidak bergerak
Acuh = peduli
Jengah = malu-malu
Mengharu biru = mengacau
Ragam Cakapan di KBBI
Di KBBI ada banyak kata berlabel cak. Ini bukan kata baku tetapi boleh digunakan asalkan bukan untuk tulisan formal atau resmi.
Oh ya, kalau di puisi atau novel kan banyak kata tidak baku atau tidak efektif, itu bagaimana? Tidak apa-apa karena ada istilahnya licentia poetica. Penulis boleh menabrak batasan karena ada alasannya, misalnya untuk keindahan.
Naskah nonfiksi populer seperti blog yang pakai storytelling tidak harus baku, ya!
Ejaan
1. Penulisan "di"
di-(awalan) ditulis serangkai. Bentuk kata kerja pasif.
Contoh: Pintu depan sudah dikunci.
di-(kata depan) ditulis terpisah. Kata yang mengikutinya adalah keterangan tempat.
Contoh: Aku meletakkan air galon di dekat pintu.
2. Penulisan "ke"
ke-(awalan) ditulis serangkai. Apabila diikuti angka, ditulis dengan tanda hubung. Berfungsi sebagai pembentuk nomina dan numeralia. Bisa juga membentuk verba untuk ragam cakapan.
Contoh: Bu Rini melahirkan anak kedua.
Ayah berulang tahun ke-50.
Mira terpilih sebagai ketua kelas.
Sepertinya kita kesasar.
ke-(kata depan) ditulis terpisah. Berfungsi sebagai penunjuk arah.
Contoh: Sinta pergi ke sekolah.
Film ini diperuntukkan bagi penonton usia 18 tahun ke atas.
Gubernur melakukan kunjungan ke sepuluh kelurahan.
Penyuntingan gambar yang disisipkan penulis. Bagaimana mengecek gambar yang ditambahkan tidak melanggar hak cipta? Sebelum diedit, penulis harus menandatangani surat keterangan bahwa tulisannya asli, gambar yang dimuat tidak melanggar hak cipta, juga orang yang terfoto dalam gambar tidak mempermasalahkan gambarnya di-publish.
Buku rekomendasi untuk editor: Pintar Penyuntingan Naskah dari Pak Pasnusuk Eneste. Juga banyak baca buku dari beragam genre, sering cek KBBI, dan EYD.
Untuk menjadi editor tidak perlu sertifikasi BNSP tetapi penulis buku non-fiksi lebih perlu sertifikasi BNSP.
Perbedaan editor fiksi dan non-fiksi. Editor non-fiksi sebaiknya punya background ilmu dari buku yang disunting. Tidak menutup kemungkinan satu orang bisa menjadi editor fiksi maupun non-fiksi, tergantung kebutuhan perusahaan penerbitannya.
Komentar
Posting Komentar