Tulisan ini kontroversial. Silakan hubungi aku kalau ada yang keberatan.
Pertama kali aku ingat mulai gabung komunitas menulis, yaitu grup Nulis Aja Dulu di Facebook. Awalnya aku suka dengan tantangannya. Namun, aku mulai gerah ketika semakin banyak anggota grup yang membuat tulisan tanpa aturan, salah satunya memuat hal tak senonoh.
Aku jadi sebal dan benci kegiatan menulis seperti aku membenci kegiatan seni yang menurutku membebaskan manusia untuk berkreasi dengan kebebasan yang kebablasan. Pola pemikiranku konservatif atau primitif, ya? Biarlah. Suka-suka aku.
Lalu, aku kembali gabung dengan grup Blogspedia setelah menjalani coaching selama tiga bulan. Awalnya aku cocok dengan grup ini. Lalu, ketika orientasi anggotanya lebih banyak "menulis untuk mencari uang" aku mulai merasa tidak cocok. Mohon maaf saja, blogku bukan etalase toko tapi sebuah tempat yang menyajikan buah pikir.
Aku tidak keluar dari grup ini karena aku menghormati pemilik grup yang sudah begitu baik dan sabar membimbingku selama coaching. Aku hanya memantau sesekali. Toh yang mereka lakukan tidak salah, hanya tidak sejalan dengan prinsipku.
Terus, aku bergabung dengan grup Mamah Gajah Bercerita. Grup ini terbilang sesuai tujuan. Kita menulis dan mengulas tulisan. Sudah. Tidak ada perbincangan lain di sana. Tantangan menulisnya pun dilakukan seminggu sekali. Aku masih betah menjadi admin IG karena grup ini tidak menyalahi prinsipku sama sekali meskipun pernah tidak aktif selama setahun.
Selanjutya, aku bergabung dengan grup Writing Club IMSIS. Aku senang akhirnya bisa bergabung komunitas menulis dengan latar belakang yang lebih mirip dan eksklusif: muslim Indonesia yang tinggal di Amerika. Baru masuk grup (ternyata grupnya baru dibuat juga) aku langsung didapuk jadi admin. Aku kelelahan mengurus proyek yang menguras tenaga, pikiran, dan hati.
Aku membuat keputusan untuk undur diri dari kepengurusan dan menjadi anggota biasa. Setelah aku amati, ternyata grup ini memang sepi dan adminnya kurang meramaikan. Tak apa. Tidak semua grup harus ramai apalagi sampai ramai untuk hal-hal yang unfaedah.
Terakhir, aku bergabung dengan grup Mamah Gajah Ngeblog. Memang sempat maju mundur untuk gabung di grup ini karena khawatir tidak bisa mengikuti tantangannya yang sebetulnya hanya sekali sebulan. Setelah aku rutin ikut tantangan, jujur aku kecanduan. Aku suka menulis hal yang menarik, membaca tulisan Mamah lain selama voting pemenang, apalagi kalau dapat award yang dibagikan ke banyak orang.
Dulu, aku merasa grup ini paling rajin, paling teratur sistemnya, juga memberi ruang yang luas bagi para Mamah untuk berbincang sampai aku tersandung hal yang tidak menyenangkan. Aku pernah terjebak dalam debat kusir yang aku tahu banget topiknya juga yang aku cuma tahu samar-samar. Juga aku mulai tidak nyaman ketika grup ini mulai lebih banyak membahas hal politik.
Aku kehilangan semangat ngeblog juga karena grup ini sudah tidak lagi asyik. Masa buka grup malah aku pusing gara-gara bahasan politik, film yang njelimet, atau isu lainnya yang bikin kesel? Bukannya harusnya kita banyak bahas soal blogging, ya?
Aku tahu, tulisan ini kontroversial. Aku menyebut semua nama komunitas dengan gamblang. Kalau memang keberatan, aku siap untuk ditanya-tanya atau apapun. Aku bertanggung jawab penuh atas tulisan ini karena aku sedang lelah mental. Aku butuh mengeluarkan unek-unek ini sekarang juga.
Update: 11 Mei 2024
Setelah aku pikir lebih dalam, komunitas ya memang pasti punya fokus, corak, atau kekhasan masing-masing.
Buat Writing Club IMSIS, penekanannya menulis dengan unsur intrinsik yang bagus, yaitu konfliknya masuk akal, penokohannya terasa jelas, dan teknik storytelling-nya kental. Soal pakai EYD atau KBBI hampir jarang dibahas.
Buat Mamah Gajah Bercerita, EYD dan KBBI jadi nomor satu. Alur cerita bagus jadi nomor dua. Unsur intrinsik kurang diperhatikan kecuali kesalahannya terlalu fatal. Soal kritisnya pola pikir, tidak begitu ditonjolkan karena orang-orang lebih sering setor tulisan curhat pribadi dalam bentuk singkat.
Buat Mamah Gajah Ngeblog, kritisnya pola pikir jadi fokus utama. Makanya gak aneh kalau bahasan di grupnya kadang bahas politik, sistem pemerintahan, masalah kemanusiaan. Berat sih, aku gak kuat, tapi juga bagus buat mengasah skill ketajaman berpikir dan berargumen, yang emang cocok buat latihan bikin artikel opini di blog. Buat anggota MGN, buat tulisan di blog yang berkualitas bagus dan menarik lebih penting daripada membuat blog mudah ditemukan di Google.
Buat Blogspedia, yang penting blog bisa menghasilkan uang. Makanya lebih fokus membuat tulisan yang menjual, membuat blog lebih menarik untuk agensi, juga membuat blog lebih gampang ditemukan orang lain melalui search engine.
Semua itu gak ada yang salah. Bagus banget malahan. Dengan adanya corak atau 'niche' seperti ini, aku yakin komunitas-komunitas ini bisa bertahan lama karena punya visi dan misi masing-masing. Tinggal, aku lagi ingin belajar yang mana.
Komentar
Posting Komentar