Langsung ke konten utama

Rise (Episode Sandwich Tempe)

Betulan! Hidup kami baik-baik saja.

"Iya, Ma. Nanti Mira usahakan. Assalamu'alaikum." Mira menutup telpon sambil menghela napas panjang.
"Kenapa, Ma? Wajahnya kayak gagang sate dibalik," seloroh Rizki sambil beringsut dan duduk di sebelah Mira.
"Hah? Maksudnya gagang sate dibalik?"
"Tusuk. Dibalik. Jadi? Kku?" Rizki menaikkan alis.
"Kkuusu .... Yaelah, bisa aje lu, Tong!" Mira meninju bahu Rizki.

Selesai tertawa lepas, Mira kembali memasang wajah sendu.
"Opa kamu sakit jantung. Udah seminggu dirawat di rumah sakit. Mama disuruh kirim uang," keluh Mira.
"Lah, Opa bukannya punya banyak uang?" tanya Rizki bingung.
"Iya, konsepnya harusnya gitu! Merintis karir di satu kantor BUMN selama 20 tahun lebih terus pas pensiun dapet pesangon. Tabungan pernah milyaran. Deposito juga ada harusnya. Pernah punya sekian rumah dan sekian mobil. Dulu, Mama pingin S2 aja gak mau bayarin, gara-gara Opa kamu pingin nyimpen uang banyak-banyak buat hari tua. Lah, giliran tua gini malah tau-tau ludes uangnya. Mama juga bingung!" Mira memijit kepalanya yang terasa pening.
"Kayaknya Mama mau jual beberapa perhiasan dan barang berharga di rumah selain nguras tabungan. Tenang aja, tabungan pendidikan kamu sama Zidan gak bakalan diusik," sambung Mira.

"Ma, gimana kalau ... Rizki kerja aja? Gak usah kuliah?" tanya Rizki ragu.
"Jangan! Kalau kamu gak kuliah, kesempatan kamu dapet kerja yang bagus jadi kecil. Kamu juga bakal susah cari kesempatan lanjut kuliah ke luar negri, misalnya. Mama masih bisa biayain kuliah kamu paling gak sampai empat semester. Setelah itu, kamu harus coba cari beasiswa. Kamu pinter, Ki. Jangan sia-siain otakmu yang encer itu," tegas Mira.
"Ya, gak seencer Zidan, Ma. Tuh liat aja, isi otaknya sampai keluar lewat hidung." sindir Rizki kepada adiknya yang menguping pembicaraan mereka sambil pura-pura belajar.
"Hah? Srooot!" teriak Zidan dari kamarnya sambil menempelkan tisu ke hidung.
"Itu mah inguss! Gue tampol juga ni anak!"


Mira duduk di meja kerjanya sembari membuka fail catatan keuangan keluarga di komputer. Ia menghitung dengan teliti sisa gajinya setelah dipotong SPP, biaya transportasi, makan (hanya tempe, tahu, sayur, dan tidak beli boba tea), serta setoran untuk tabungan pendidikan. Angka Rp 1.500.000,00 membuatnya sedikit lega. Selain itu, Mira memang berniat mengeluarkan seluruh dana daruratnya. Setidaknya ada Rp 15.000.000,00 di sana. Mira akan memberikan uang itu kepada orang tuanya dengan syarat Papa Mira harus menggunakan itu untuk operasi pasang ring jantung.

Mira tidak menyangka bahwa prediksi mantan suaminya dulu ternyata benar. Orang tua Mira tidak pernah terbuka soal kondisi keuangan mereka sejak Mira menikah. Mira hanya tahu setelah Papa Mira pensiun, kedua orang tua Mira dan adik perempuannya bertahan hidup dari uang tabungan yang selama ini dikumpulkan selama Papa Mira bekerja. Ditambah lagi, setelah pensiun, Papa Mira dan adiknya justru melanjutkan kuliah tanpa beasiswa. Tidak ada bisnis ataupun investasi yang dilakukan orang tua Mira, kecuali deposito. Mantan suami Mira sudah memperingatkannya bahwa suatu saat nanti tabungan Papa Mira bisa habis. Itu berarti Mira akan bertanggung jawab atas biaya kehidupan kedua orang tuanya.

Mira beristigfar. Ia tidak menyangka harus jadi bagian dari sandwich generation padahal dulu orang tua Mira sangat gencar menabung untuk masa depan. Ternyata, tabungan saja tidak cukup. Harus ada rencana pengeluaran yang baik, investasi di jalan yang benar, dan komunikasi yang terbuka soal keuangan dengan semua anggota keluarga inti.

Percuma saja mengumpulkan uang sebanyak mungkin selama kerja kalau setelah pensiun semua uang itu hanya dipakai foya-foya dan biaya ke rumah sakit. Percuma juga diam-diam tidak mengomunikasikan soal kondisi keuangan saat berlimpah harta, giliran tidak punya uang justru gencar meminta-minta. Mira menyimpulkan, dibanding harta yang bisa habis, lebih baik berinvestasi terhadap kesehatan badan untuk jangka panjang dan komunikasi yang baik dengan keluarga untuk mencegah situasi terdesak seperti ini.

Tok tok tok!
"Masuk, Ki. Kenapa?" tanya Mira tanpa menoleh ke arah anaknya.
"Lah, kok Mama tau aku yang masuk? Aku belum ngomong apa-apa." Rizki keheranan.
"Ki ...." Mira berjalan ke arah Rizki lalu menepuk pundaknya sambil berkata, "Di pojok sana ada kamera. Di belakang vas ada kamera. Kalau kamu menyerah, lambaikan tangan saja."
"Apaan sih, Ma!"

"Kayaknya udah agak lega, nih. Berhasil ya, nuyulnya?" ujar Rizki dengan cengiran lebar.
"Hush! Dosa. Mama gak nuyul. Masih ada duit tapi selama sebulan kita makan tahu, tempe, sayur aja, ya," ucap Mira lembut.
"Yaah, gak seru. Gak boleh beli fast food juga?" Zidan tiba-tiba muncul di belakang Rizki.
"Lho, kalian gak tau kalau tempe, tahu, dan sayur bisa dimodifikasi?" Mata Mira membelalak.
"Jadi apa? Sambel tempe, tempe orek, tempe bacem, tempe ...." Rizki tampak berpikir.
"Sushi tempe, steak tempe, yakiniku tempe. Yeuh. Kurang jauh kamu mainnya," sindir Mira.
"Brownies tempe, chocolate tempe mousse, kolak tempe. Ya, Mah?" Zidan menambahkan.
"Sejauh ini, ini yang paling jauh," pungkas Mira sambil menggingit sandwich tempe saos vla puding.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal TO Ilmu Sharaf - BISA Angkatan 33 - Tashrif Ayat Al-Quran

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh! Di sini saya akan share soal TO khusus tashrif ayat Al-Quran beserta kunci jawabannya sebagai latihan. بسم الله الرحمن الرحيم    📚  Soal Try Out Sabtu  🖊                🖋 Angkatan 33 📒                   🗓 Sabtu,  5 - Mei -  2018 🕰 Pk. 16.00 sd 18.00 WIB 💦💦💦💦💦💦💦💦💦 Silahkan Tashrif Isthilahy Surah Ali Imran (3) Ayat 47 ➖ 56 ✍ Temukan sebanyak mungkin kata yang bisa ditashrif (kata yang tashrifnya sesuai dengan wazan yang telah kita pelajari). Bisa dalam bentuk fiil, mashdar, isim fail dan isim maful. ✍ Kata yang ditashrif hanya Fi'il Shahih, abaikan Fi'il Mu'tal (kecuali untuk Fi'il Tsulatsy Mazid yang mengandung Huruf Illah dan tidak mengubah bentuk tashrif, Silahkan ditashrif) ✍ Tugas antum menentukan FI'IL MADHI-nya, kemudian  TASHRIF ISHTILAHIY dari fiil madhi hingga fiil nahiy. Silak...

Pekan Percobaan Ilmu Sharaf - BISA

Bismillah... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh! Di postingan ini insya Allah saya akan share materi di pekan percobaan. Sebelum itu, saya akan memberitahu dulu orang-orang yang berada di dalam grup kelas, pembagian grup kelas beserta fungsinya, dan perbedaan pelajaran pekan ini dengan pekan lainnya. Grup kelas dibagi 2, khusus akhawat dan khusus ikhwan. Di dalam grup kelas utama, yang bertindak sebagai admin, adalah muraqib/muraqibah (saya sebut 2 istilah untuk laki-laki dan perempuan). Tugas mereka adalah membagikan materi dan soal pemanasan materi di grup utama serta mengawasi keberjalanan grup kelas. Lalu, ada musyrif/musyrifah yang bertugas menjawab pertanyaan ketika muhadharah, mengoreksi tugas, dan mengurus secara langsung tholib/tholibahnya. Yang terakhir, pastinya ada pelajar, yang jumlahnya sekitar 25 orang. Jumlah ini biasanya menipis setiap minggu hingga bersisa belasan orang. Tapi tenang, kalau serius menjalaninya, insya Allah bisa dan mudah. Jadi, sebag...

Program Ta'aruf Yayasan BISA - Ilmu Bahasa Arab

Bismillah...  Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.  Saya ingin berbagi informasi program lainnya dari Yayasan BISA, yaitu Ta'aruf. Program ini masih baru. Saat ini angkatan ketiga sedang dalam masa pembelajaran.  Bagi teman-teman yang masih awam soal Yayasan BISA, bisa baca dulu tulisan lama saya tentang Program Ilmu Sharaf untuk Pemula .  Apa itu Program TA'ARUF?  TA'ARUF sendiri merupakan akronim dari Terampil Imla huruf. Program ini bertujuan untuk mengetahui cara penulisan huruf-huruf Hija'iyyah, kaidah penulisan Hamzah, Alif, huruf yang ditulis tetapi tidak dibaca, serta huruf yang dibaca tetapi tidak ditulis.  Program Ta'aruf Angkatan 3 GRATIS dan hanya untuk alumni program-program di Yayasan BISA. Saya termasuk kategori alumni BISA angkatan 1-35 dan Shaum (BISA Premium, belajar Ilmu Sharaf berbayar) angkatan 1-2. Pendaftaran hanya diumumkan di grup alumni program BISA dan dilakukan secara bertahap. Artinya, program ini diumumkan di grup alumni...