Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Ketika Siang Hari Begitu Panjang

Memasuki musim panas, kehidupanku seperti memasuki babak baru. Waktu siang selama 15 jam dan anak pertama libur sekolah hingga sebulan ke depan adalah kombinasi sempurna yang menghabiskan energi harianku.  Supaya energi dan kewarasanku tidak cepat habis, aku menerapkan strategi tidur pagi. Aku bangun jam lima pagi untuk salat dan mengajak anak pertamaku salat. Tidak lama setelah kami salat, matahari mulai terbit. Namun, kami memilih kembali naik ke kasur dan meringkuk di selimut berbulu tebal kesukaan kami. Pasalnya, suhu udara pagi hanya berkisar di 15°C. Tentu saja, ini situasi yang sempurna untuk tidur, mumpung anak keduaku belum bangun.  Sekitar jam sembilan pagi, anak keduaku bangun dan menuju ke kamar mandi. Inilah waktu sebenarnya permulaan hariku. Aku tak punya pilihan selain menuju ke dapur untuk membuat sarapan untuk anak-anak dan bekal yang akan dibawa suamiku ke kantor.  Pukul 10:30 pagi suamiku berangkat kerja sedangkan anak-anak sudah selesai sarapan. Mereka...

Rasa Ini

Kau telah pergi  Tinggalkan aku dalam perih Mimpi-mimpi yang tak mungkin kembali  Saat kau dan aku saling memiliki Rasa ini tak mungkin  Bisa kuungkap lagi Berakhir rasa yang kumiliki Satu cinta aku Lagu ini dirilis saat aku duduk di kelas 1 SMP. Setelah mendengar lagu ini, aku terinspirasi untuk menulis cerita. Dengan judul yang sama, kisah dimulai dengan persahabatan enam anak perempuan di satu kelas. Di kelas itu, ada laki-laki yang menawan dan pintar bernama Rizki. Indri, salah satu dari enam sekawan, menyukai Rizki. Rupanya, Rizki juga menyukai Indri. Belum sampai mereka saling menyatakan cinta, Indri mengalami gejala penyakit serius, yaitu demam tinggi dan sering mimisan. Setelah diperiksa, Indri mengalami penyakit kanker darah stadium lanjut. Hanya dalam waktu satu bulan, tubuh Indri menjadi sangat kurus dan lemah. Karena dokter sudah menyerah, Indri dirawat di rumah. Setiap pulang sekolah, kelima teman Indri dan Rizki menjenguknya. Suatu hari, kondisi Indri kritis...