Kami hidup baik-baik saja, kok! "Mamaaa, habis ini kentangnya diapain?" pekik Rizki. "Diberi perhatian, Nak," balas Mira dengan wajah sok bijak. "Ye, Mama single jadi begitu." Bibir Rizki dibuat monyong. "Oh, terus kamu mau kita ulek kentang ini dengan kekuatan penuh? Ya? Ya?! Nih!" Mira mengambil ulekan dan mulai menumbuk, mengulek, dan menghajar kentang kukus di dalam baskom. "Ma .... Jangaan!" Pyek! Baskom itu bolong. Kedua ibu dan anak itu saling pandang. "Kapan jadinya ini bubur candil?" batin Zidan, adik Rizki, yang sedari tadi memperhatikan kelakuan kakak dan ibunya dari balik tembok. Zidan membereskan hasil kekacauan yang dibuat kakak dan ibunya sedangkan Mira kini mengulen adonan kentang kukus. "Ambilin tepung tapioka, Ki," pinta Mira. Rizki berjalan ke lemari penyimpanan. Ketika ia membuka pintunya, ia tercengang. " Ebuset , semuanya jar kaca isinya serbuk putih semua?! Mana yang tepung tapioka?...
Tempat menuangkan karya tulisan di komunitas dan catatan belajar Bahasa Arab