Sebetulnya aku gak suka baca buku. Wkwk. Padahal katanya, artikel yang ditulis orang yang gak suka baca itu berbahaya. Bisa jadi karena kedangkalan ilmunya atau malah rawan salah informasi. Meskipun begitu, aku tetep berusaha riset dengan baik kalau mau buat artikel.
Menyadari ketidaksukaanku terhadap buku adalah suatu hal yang buruk, aku ingin anak-anakku mencintai buku. Bersyukur, suamiku cukup sering membelikan mereka buku. Karema mereka masih balita, sejauh ini buku mereka kebanyakan board book. Ada juga story book, tapi ceritanya pendek.
Karena aku tinggal di luar negri, aku mulai cemas soal pendidikan agama buat anak-anakku. Cari buku agama berbahasa Inggris, belum nemu. Bahkan nyari buku mirip iqra' aja susah. Walhasil, aku beli dari Indonesia.
Nah, aku ingin anak-anakku tahu kisah-kisah Rasulullah. Berbekal info dari Mbak Marita Ningtyas, aku tertarik dengan buku-bukunya Sygma. Akhirnya, aku beli satu paket buku Rasulullah Teladan Utama. Sayangnya, pengiriman ke luar negri itu muahall. Jadi, yang sampai di sini baru 4 buku, nitip ke temen di sini yang sempet pulang kampung wkwk
Ternyata, bukan cuma anakku yang suka (meskipun agak effort juga ya, aku harus translate dulu kalau mau bacain haha), aku juga suka buku-buku ini! Aku dapet ilmu-ilmu baru yang bikin aku semakin cinta sama Rasulullah saw. Buku ini menjadi entry point untuk belajar lebih dalam dan mencari tahu lebih banyak lagi tentangnya.
Judul Seri: Rasulullah Teladan Utama (terdiri dari 10 buku sirah utama, dua komik hadist, buku Jejak Nabi dan Rasul, puzzle box, poster peta sirah Rasulullah, dan poster ringkasan hidup Rasulullah)
Penulis: Tim Penyusun (Nurul Asmayani, Meti Herawati, dkk.)
Penerbit: Sygma Creative Media Corp., Bandung
Dari keempat buku yang sudah mendarat di Chicago, aku seneng banget sama buku berjudul "Ayah Penyayang". Isinya bener-bener menggambarkan betapa baik dan lembutnya sikap Rasulullah saw. terhadap orang-orang di sekitarnya. Saking bagusnya, aku sampai iri sama para sahabat yang hidup satu masa dengannya!
Salah satu kisah yang ditulis di sini dan menggetarkan hatiku adalah bagaimana Rasulullah menenangkan hati putrinya yang lelah mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Situasi yang sangat related dengan kehidupan sehari-hariku.
Meskipun mendengar putri terkasihnya mengeluh, Rasulullah bukannya kecewa atau malah menasihati menantunya untuk meringankan tugas putrinya, tapi Rasulullah memberikan nasihat yang menentramkan hati. Mulai dari berdzikir hingga mengingatkan bahwa setiap pekerjaan rumah tangga yang dilakukan seorang istri untuk suami dan anaknya bernilai kebaikan di sisi Allah swt.
Gimana ibu-ibu? Langsung semangat nyuci piring, baju, dan beres-beres rumah, nggak? Wkwk
Kisah lain yang bikin aku merasa tentram adalah tentang bagaimana Rasulullah saw. diasuh sewaktu kecil. Kalau kebanyakan orang sekarang menuntut gaya parenting ideal di mana anak diasuh sama orang tua kandungnya, menghindari tempat penitipan anak, bahkan homeschooling, kenyataannya, Rasulullah saw. tidak mengalami ini.
Ia lahir sebagai seorang yatim, otomatis ia akan diasuh oleh single parent. Baru beberapa hari lahir, udah dibawa oleh ibu susuan ke desa di wilayah gurun. Padahal ibu dan keluarganya tinggal di kota. Sama aja seperti diasuh babysitter atau dititipkan ke childcare kan, ya? Ini malah terpisah dari ibunya dalam waktu yang lama.
Ternyata, di balik semua yang terjadi pada Rasulullah saw. ada hikmahnya. Jaman dulu kan banyak penyakit yang belum ada obat/vaksinnya. Penyakit kan ditularkan dari orang ke orang. Makanya bayi bangsa Arab dibawa ke desa oleh ibu susuan supaya tidak banyak bertemu orang. Kan tinggalnya di gurun.
Selain itu, orang di desa, bahasa Arabnya fasih. Jadi anak-anak itu sekalian diajarin bahasa Arab. Juga, supaya anak mandiri dan tidak dimanjakan oleh keluarganya. Berarti sebetulnya institusi pendidikan di luar orang tua kandung juga sudah dipraktekkan sejak jaman Rasulullah saw.
Membaca fakta-fakta ini membuat hatiku lebih lega, tenang, dan santai. Seengganya jadi nggak judgemental kalau ada ibu-ibu yang nitipin anaknya ke babysitter atau childcare karena Rasulullah saw. juga bukan orang yang selalu dirawat dan dididik langsung oleh kedua orang tua kandungnya, kok.
Betul ternyata, membaca sirah nabi menentramkan hati dan memantapkan jiwa untuk mencintai Rasul-Nya. Kalau teman-teman baca sirah dari buku apa? Coba share di sini, ya!
Komentar
Posting Komentar