Sebagai orang bermental lemah, aku paham sekali rasanya terjebak di situasi sulit tapi tidak ada jalan keluar. Kadang stress gak karuan. Cuma bisa nangis sesenggukan di dalam kamar. Tapi, ada satu kalimat bijak yang aku temukan sendiri dan aku yakini untuk menguatkan diri.
Baiknya, aku cerita dulu kisah-kisah di mana aku berada di roda terbawah kehidupanku. Tahun 2014. Aku memutuskan ikut ujian tulis masuk universitas lagi setelah dua tahun menjalani perkuliahan di Elektro ITB. Alasannya, aku merasa salah jurusan. IPK-ku jeblok, meskipun tidak sampai di bawah 2.
Aku lolos di dua tempat. Ilmu Gizi Unair dan Farmasi UI. Sayangnya, tujuanku bukan itu, tapi kedokteran. Dua jurusan itu adalah pilihan kedua dari dua tes yang aku jalani. Aku bimbang. Stress luar biasa. Rasanya, aku harus memilih antara (1) melanjutkan jalan terjal yang aku sudah tahu medannya atau (2) memasuki jalan baru yang tampak mudah di awalnya, tapi aku gak tahu kelanjutannya.
Biar gak bingung, aku lolos ke Elektro ITB lewat jalur SNMPTN (nilai rapot). Bukan karena rapotku super bagus, tapi karena nama SMA-ku sudah dipercaya sama kampus. Seandainya aku berusaha masuk Elektro ITB lewat jalur tes, pasti gak bakalan lolos. Aku tahu kemampuanku.
Nah, setelah dua tahun kuliah, aku beneran belajar mati-matian (tanpa bimbel) supaya bisa lolos tes seleksi dan berhasil lolos di dua dari empat tes. Aku lolos di SBMPTN dan SIMAK UI. Pada akhirnya, aku memilih datang di pendaftaran ulang Farmasi UI. Aku sudah duduk di sana dan membayar setengah SPP semester pertama.
Namun, hati kecilku ragu. Inikah jalanku? Masalahnya, ini masih bukan jurusan yang benar-benar aku inginkan. Bagaimana kalau aku kecewa pada akhirnya? Aku putuskan untuk banyak berdoa dan meminta petunjuk-Nya.
Hasilnya, aku putuskan untuk bertahan di tempat kuliah yang sudah kujalani setengah jalan. Aku meyakinkan diri sendiri dengan kata bijak ini:
Oke, aku jalanin sampai beres. Kita liat apa yang bakal aku dapet di ujung jalan. Aku udah susah payah gini, kok. Masa ga ada sesuatu yang disiapkan untukku di akhir perjuanganku?
Aku pun melalui hari demi hari dan ujian demi ujian dengan susah payah. Penuh air mata, tapi aku harus meyakinkan diri untuk tidak menoleh ke belakang. Hingga aku mencapai hampir garis akhir studiku. Sesuatu yang tidak aku sangka-sangka, justru datang dengan sendirinya.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang kepadaku. Menawarkan bantuan untuk mengerjakan tugas akhirku. Juga... Menawarkan dirinya sebagai pendamping hidupku. Ternyata, ini balasannya. Inilah yang aku dapat pada akhirnya :')
Yang menarik, di saat aku mengerjakan tugas akhir yang sangat menguras emosi dan kewarasan, aku mendapat kemudahan di bidang lainnya. Salah satu yang unik adalah aku menjadi orang yang beruntung ketika mencoba ikutan giveaway. Mungkin terhitung aku menang 3x. Bahkan salah satunya diikuti ratusan peserta.
Sumber: https://previous.quran.com/94 |
Bersama kesulitan datang kemudahan. Ternyata, di saat aku mengalami sulitnya menyelesaikan studi, datang kemudahan jodoh. Mulai dari berjodoh dengan hadiah giveaway, hingga berjodoh beneran dengan seorang laki-laki.
Ada beberapa peristiwa lainnya yang mengharuskan aku berusaha lebih dan menantang. Ssperti waktu ikut Blogspedia Coaching Batch#2. Suami mulai merasa tidak nyaman dengan aku yang sibuk dengan laptop hingga tengah malam. Namun, aku bersikeras menuntaskannya.
Alhamdulillah, di akhir kelas, aku menang dua lomba blog. Salah satunya bahkan diikuti ratusan peserta dan aku menempati posisi juara ketiga. Setelah itu, aku udah gak pernah menang lagi wkwkwk
Kali ini, tantanganku mengikuti #14daysblogspediachallenge adalah tangan kanan yang sakit mulai dari pergelangan hingga ke lengan. Aku menduga karena terlalu sering pegang HP. Ngetik di blog juga pakai HP karena kalau ngeblog pakai laptop di depan anak-anak bisa berabe. Yah, kita liat aja, kalau aku berhasil konsisten menuntaskan ini aku bisa dapat apa :)
Komentar
Posting Komentar