Siapa teman-teman di sini yang socially awkward? Atau, tipe orang yang lebih suka ke mana-mana sendirian? Atau gini deh, pas ditanya, "sahabat kamu siapa?" kamu langsung nyari semua nama teman kamu dan mempertimbangkan mana yang dekat, pada akhirnya habis lah banyak waktu dan tidak ditemukan jawabannya. Tenang, Anda tidak sendiri (aku ngacung enam tangan deh -pinjem tangan anak-anakku).
Namun, namanya makhluk sosial, tetep ada rasa kangen dengan teman-teman yang dulu pernah bareng, gak sih? Ya, aku juga gitu. Cuma kadang sungkan mau ngontak lagi. Tapi penasaran juga, sekarang dia gimana kabarnya, ya? Yuk, lah, kita cobain tips ini buat menghubungi sahabat yang sudah lama lost contact!
1. Niat
Semua amalan bergantung niatnya. Apa niat kita menghubungi sahabat ini? Semoga niat-niat yang baik, ya. Misalnya, untuk menjalin silaturahmi atau mencari tahu barangkali sahabat ini sebetulnya perlu bantuan. Boleh juga sih, niatnya untuk cari jodoh (buat yang single, tentunya).
Kita kumpulkan niatnya, big why-nya kalau kata coach blogging. Kita perbaiki lagi niatnya karena ibaratnya kita mau memperbaiki sesuatu yang agak rusak nih. Salah sedikit, bukannya jadi baik, malah tambah parah.
2. Cari tahu tentangnya
Kita tetep harus berusaha riset dulu. Sahabat kita sebetulnya sedang apa? Gimana cara dan waktu terbaik untuk mengontaknya? Kira-kira sebetulnya dia perlu bantuan apa nggak? Riset kayak gini membantu kita saat nantinya mau memulai obrolan dan melanggengkan flow pembicaraan. Supaya nanti gak awkward atau malah diem-dieman.
3. Susun rencana
Kita bisa kok bikin teks kira-kira apa aja yang mau ditanyain (kalau mau nelpon, ya). Kalau ngehubungin lewat DM Instagram, bisa juga kita bikin dulu list pertanyaannya. Kita kasih batas juga, durasi atau obrolan kita mau dihentikan di mana. Karena kalau kepanjangan atau kelamaan, bisa bikin gak nyaman di kedua belah pihak.
4. Eksekusi
Saran pertama buat eksekusi ini, rileks. Semangat boleh, tapi jangan sampai terlalu membara. Ibaratnya, kita lagi mau belajar nyetir mobil. Pasti excited, dong. Tapi sebetulnya, belajar nyetir mobil kan gak semerta-merta bisa turun ke jalan dan bawa mobil. Kita ingin mengenali sifat mobil. Apakah pedal gasnya responsible? Injek dikit langsung maju, gak? Atau ternyata harus injek agak dalem? Kalau terlalu bersemangat, bisa-bisa langsung tancap gas injek pedal dalem-dalem, padahal pedal gasnya dangkal. Yaa berabe lah ya.
Saran kedua, bicarakan hal yang positif aja. Kita kan sedang membangun kembali relasi yang pernah terputus. Kita ingin membangun citra baru bahwa kita adalah sahabat baik yang telah lama hilang dan bisa menutup lubang di hatimu. Eciee... Sebisa mungkin kita hindari gosip dan mengorek kehidupan pribadinya.
Saran terkahir, keep simple and quick but leave great impression. Semacam kita nulis di blog ini lah. Singkat, padat, tapi bikin pembaca terngiang-ngiang tulisan kita. Uhukk...
5. Turunkan ekspektasi
Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap pada manusia-Ali bin Abi Thalib
Petikan terkenal itu udah mewakilkan penjelasan tips ini, ya. Kita kan kayak orang yang baru dateng lagi ke kehiduoan sahabat kita. Jadi kita gak bener-bener tahu apa yang terjadi di kehidupannya selama kita lost contact. Jadi, gak perlu berekspektasi kita bisa jadi sahabat baik lagi. DM Instagram kita di-read doang juga jangan sampai bikin sakit hati. Yang penting kita udah melakukan usaha terbaik. Semangat, ya!
Kalian punya tips tambahan? Yuk, kita ngobrol di kolom komentar. Seandainya tips menghubungi sahabat yang sudah lama lost contact ini aku jadikan surat, kira-kira bisa jadi kayak gini:
Komentar
Posting Komentar